;

Penyakit Kelamin Berbahaya Pada Pria dan Wanita

Penyakit kelamin bisa dialami oleh
pria maupun wanita. Umumnya penyakit kelamin
disebabkan beberapa faktor seperti jamur, virus, bakteri,
dan kutu. Penularan penyakit kelamin bisa melalui
hubungan seks oral maupun secara langsung antar
kelamin.
Kebiasaan berganti-ganti pasangan seks berisiko tinggi
mengalami penyakit kelamin. Sebaiknya gunakan alat
kontrasepsi seperti kondom sebagai alternatif untuk
mencegah penularan penyakit melalui hubungan seks.
Berikut ini beberapa penyakit kelamin pada pria dan
wanita yang perlu diketahui:

Penyakit Kelamin Pria

1. Syphilis
Penyakit kelamin syphilis bisa menular melalui hubungan
seks. Penyakit jenis ini dapat dialami pria maupun
wanita. Gejala syphilis akan muncul dalam waktu 3 bulan
setelah berhubungan seks. Pengobatan syphilis dapat
dilakukan dengan pemberian penicilin. Tapi, penyakit
kelamin ini sangat rentan menular, tidak hanya pada alat
kelamin saja tapi juga dapat menyerang seluruh tubuh.

2. Gonorhea dan Chlamiydia
Penyakit kelamin jenis Gonorhea dan Chlamiydia
biasanya disebabkan oleh bakteri. Kelamin akan
mengalami infeksi setelah berhubungan seks dalam
beberapa minggu. Gejalanya, sering keluar cairan dari
kelamin, sakit saat buang air kecil, namun terkadang
gejala yang ditunjukkan kerap diabaikan penderitanya.
Sebagai upaya pencegahan dan pengobatan biasanya
dokter akan memberikan antibiotik sesuai takaran.

3. Herpes
Penyebab utama herpes adalah virus herpesviridae.
Penyakit ini memiliki risiko yang cukup membahayakan
karena virusnya akan tetap berada di dalam tubuh dan
bisa kambuh kapan saja. Penyakit ini sulit diobati secara
total karena virus masih berada dalam tubuh. Seseorang
bisa tertular dalam rentang waktu 3 – 10 hari setelah
melakukan hubungan intim dengan penderita herpes dan
menghilang dalam waktu 5-10 hari.

4. Infeksi jamur
Penyakit yang disebabkan oleh jamur bisanya
menunjukkan tanda gatal-gatal dan memerah di bagian
bawah kulit kelamin pria yang tidak sunat. Penyebab
utama timbulnya penyakit ini adalah alat kelamin sering
lembab dan kurang terjaga kebersihanannya seperti
jarang mengganti pakaian dalam dan mencuci alat
kelamin setelah buang air kecil. Penyakit ini bisa diobati
dengan menggunakan krim anti jamur.

5. Bisul kutil kelamin
Virus Human Papiloma (HPV) menjadi penyebab utama
timbulnya penyakit kelamin ini. Gejala penularan berupa
bisul di alat kelamin dapat muncul setelah beberapa
bulan melakukan hubungan seks. Pada umumnya tidak
dapat terlihat pada wanita karena terletak di dalam
vagina, atau pada pria karena terlalu kecil.

6. Kutu kelamin
Rambut kemaluan bisa menjadi sarang kutu yang
berukuran sangat kecil. Untuk membunuh kutu bisa
dilakukan dengan menggosokkan obat cair pada rambut
kemaluan. Penyakit ini bisa dicegah dengan menjaga
daerah kemaluan supaya tetap kering dan tidak lembab.
Gantilah pakaian dalam Anda minimal 2 kali sehari.

Penyakit Kelamin Wanita

1. Human papillomavirus (HPV)
HPV merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus akibat
hubungan seks. Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya
tapi perlu Anda ketahui bahwa salah satu jenis virus HPV
merupakan penyebab kanker serviks. Munculnya HPV
dapat diketahui dengan screening kesehatan seksual.
Periksakan kesehatan organ reproduksi Anda minimal satu
kali setiap tiga tahun.

2. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Jika dibiarkan PID dapat mengakibatkan ketidaksuburan.
Pid biasanya ditunjukkan dengan gejala seperti perubahan
bau pada vagina, sakit bagian pinggul saat berhubungan
seks, dan pendarahan yang tidak teratur. Terkadang
gejala yang ditunjukkan tidak begitu kentara sehingga
penderita terlambat menyadarinya.

3. Bacterial vaginosis
Penyakit kelamin jenis ini biasa menginfeksi vagina wanita
diusia produktif. Gejala penyakit ini mirip dengan infeksi
biasa seperti gatal, muncul aroma amis, dan perubahan
lain dalam vagina. Bila Anda mengalami gejala tersebut
segeralah berkonsultasi ke dokter untuk menekan risiko
PID.

Sumber

Hubungan Misterius Antara Bulan Purnama Dengan Gunung Meletus

Kaitan bulan purnama dengan gempa dan aktivitas gunung berapi memang memicu silang pendapat.

Sebagian orang berpendapat bahwa kejadian gempa dan
gunung meletus bertepatan dengan bulan purnama, cuma sekadar kebetulan.

Bagaimanapun juga, beberapa studi telah dilakukan oleh para
ilmuwan yang menemukan relasi yang kuat antara bulan
purnama dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi.

Dari ulasan yang dibuat Badan survei geologi Amerika Serikat
USGS, sepasang peneliti bumi pernah membandingkan
catatan 680 letusan gunung berapi yang terjadi sejak tahun
1900.

Mereka menyimpulkan, "Kemungkinan terjadinya letusan
gunung berapi pada waktu pasang maksimum lebih besar."
Dengan kata lain, kemungkinan gunung berapi akan meletus
lebih besar saat bulan purnama.

Penelitian terhadap 52 letusan gunung berapi di Hawaii sejak
Januari 1832 menunjukkan pola yang sama. "Hampir dua kali
lebih banyak letusan terjadi di dekat waktu pasang
maksimum (bulan purnama) daripada waktu pasang
minimum."

Para peneliti dari Hawaiian Volcano Observatory telah
menandai bahwa pola periode letusan kawah Pu'u 'O'o di
Hawaii sangat dekat dengan waktu pasang maksimum
sampai akhirnya berhenti meletus hingga beberapa hari,
yakni pada 1990.

Walaupun ini merupakan korelasi yang menarik, tapi pada
penelitian terhadap 52 letusan gunung di Hawaii sejak 1832
itu, secara statistik memang sedikit peluang letusan gunung
berapi yang dipicu oleh bulan purnama yakni cuma 1 persen.

Dari total 3900 kali pasang maksimum bulan purnama, 3.850
di antara kejadian bulan purnama tidak berefek apa-apa.
Sebab, bagaimanapun, bulan purnama hanya satu dari
berbagai macam faktor terjadinya letusan gunung berapi.
Sementara itu, Dalam blognya, Peneliti Utama Astronomi-
Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan efek pasang surut
yang diakibatkan oleh bulan purnama, juga mempengaruhi
kulit bumi.

"Walau gayanya relatif kecil dibandingkan gaya yang
menggerakkan lempeng bumi dan bagian-bagiannya, diyakini
bahwa pasang surut berpotensi memicu pelepasan energi
yang berdampak gempa atau gunung meletus," kata
Djamaluddin.

Djamaluddin menegaskan, bulan purnama hanya berperan
sebagai pemicu dari pelepasan energi itu. "Karena
sebenarnya, penumpukan energi sepenuhnya merupakan
proses geologis di kulit bumi," tuturnya.

Berikut ini adalah daftar letusan gunung berapi di Indonesia
yang terkait dengan bulan purnama, diambil dari catatan blog
Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin.
Letusan Gunung Tanggal Kejadian Bulan Baru/Purnama
Tambora (korban 92.000 orang) 10 – 12
April 1815 Bulan baru (10 April 1815)
Krakatau (korban 36.000 orang) 26-28
Agustus 1883 Bulan baru (1 September
1883)
Kelud (korban 10.000 orang) 19 Mei
1919 Purnama (15 Mei 1919)
Papandayan (korban 3000 orang) 12 Agustus
1772 Purnama, (13 Agustus 1772).

Sumber

Dinosaurus, Monster Raksasa Yang Tercipta Dari Pemanasan Global

Pemanasan global menghancurkan hutan hujan tropis sekitar 300 juta tahun yang lalu.

Kini ilmuwan melaporkan temuan mengejutkan yang
mengungkapkan bahwa pemanasan global memicu evolusi
drastis di kalangan reptil.

Evolusi tersebut, secara tidak sengaja membuka jalan
munculnya dinosurus, 100 juta tahun kemudian. Meningkatnya
suhu global terjadi di periode Carboniferous.

Di saat itu, Eropa dan Amerika Utara berada di kawasan
khatulistiwa dan memiliki hutan hujan tropis yang cukup luas.
Namun, saat suhu Bumi semakin panas dan kering, hutan
hujan menjadi tandus dan memicu evolusi reptil. Demikian
seperti diberitakan Telegraph.

Populasi reptil yang terisolasi ini, kata Falcon-Lang, dan
masing-masing komunitasnya berevolusi ke arah yang
berbeda-beda dan menyebabkan meningkatnya
keanekaragaman. Adapun spesies yang paling berhasil
bertahan adalah reptil.

Terputus dari satu sama lain, menghadapi lingkungan yang
sangat keras, reptil-reptil ini kemudian berevolusi secara
berbeda dan dalam cara yang mengerikan.

Sekitar 100 tahun kemudian, reptil-reptil yang berevolusi
tersebut membuat Bumi 'berguncang' akibat langkah kaki-
kaki mereka.

Hancurnya lingkungan hidup akibat pemanasan global
tampaknya telah memicu rangkaian yang kemudian menjurus
ke pemunculan predator raksasa paling mengerikan
sepanjang sejarah planet Bumi.

Para ilmuwan di Royal Holloway, University of London dan
Bristol University memperingatkan bahwa penemuan ini juga
adalah pesan untuk manusia karena mereka juga bisa punah
dari muka Bumi apabila hutan hujan Amazon terus dibabat.
"Perubahan iklim tersebut menyebabkan hutan hujan terbagi
menjadi kumpulan hutan hujan yang lebih kecil. Populasi
reptil yang terisolasi di masing-masing hutan hujan tersebut
akhirnya berevolusi menjadi lebih beragam. Hal ini adalah
respon alam yang natural dalam menanggapi perubahan
habitat," ujar Professor Mike Benton.

Sarda Sahney, juga dari Bristol University, mengatakan
"Sangat mengagumkan. Meski menghadapi kerusakan
ekosistem, hewan-hewan tetap melanjutkan proses evolusi
mereka. Bagaimanapun kehidupan kita saat ini tidak akan
seberuntung kehidupan 300 juta tahun yang lalu. Jadi
haruskah hutan hujan Amazon itu rusak?"
Untuk mengambil kesimpulan ini, para ilmuwan mempelajari
catatan fosil pada reptil sebelum dan sesudah peristiwa
hancurnya hutan hujan tropis pada 300 juta tahun yang lalu.
Catatan-catatan tersebut menunjukkan bahwa reptil menjadi
lebih beragam dan bahkan berubah pola makan mereka
sebagaimana, reptil-reptil tersebut berjuang untuk
beradaptasi dalam menghadapi perubahan iklim dan
lingkungan.

Sumber

Wow, Bintang Dilangit Ternyata Berjumlah 300 Sextilion!!

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Alam semesta mungkin
akan lebih terang dengan adanya bintang-bintang yang jauh
lebih banyak. Bahkan astronom ternama Carl Sagan
menggambarkan jumlah bintang yang bermiliar-miliar.
Sebuah studi baru menunjukkan jika jumlah bintang di alam
semesta mencapai 300 sextilion. Angka tersebut sama
dengan tiga kali lebih banyak dari jumlah yang diprediksi
ilmuwan sebelumnya. Penulisan 300 Sextilion adalah angka 3
yang diikuti oleh 23 angka nol. Sama saja dengan 3 triliun di
kali 100 miliar.

Estimasi, yang disebutkan dalam sebuah studi yang
dipublikasikan secara online di sebuah jurnal Nature, didasari
oleh penemuan banyaknya bintang berukuran kecil dan
berwarna merah. Bintang jenis tersebut merupakan yang
palilng umum di alam semesta. Bahkan angkanya lebih
banyak ketimbang yang selama ini diprediksi oleh para
astronom.

Ternyata penelitian yang dilakukan astronom terdahulu tidak
sama dengan saat ini. Penelitian oleh astronom Yale
University, Pieter van Dokkum, bersama astrofisikawan
Harvard, Charlie Conroy, mempertanyakan asumsi penting
yang selalu digunakan astronom zaman dulu.
Astronom terdahulu menganggap jika kebanyakan galaksi
memiliki sifat yang sama dengan Bima Sakti kita.
Kesimpulan tersebut ternyata sangat mengganggu para
astronom, yang menginginkan pola kosmos yang lebih teratur.
Akhirnya disimpulkanlah jika jumlah bintang di langit ternyata
lebih banyak 3 kali lipat dibanding asumsi sebelumnya.
"Ketika para ilmuwan sebelumnya memperkirakan jumlah
bintang, mereka menganggap bahwa semua galaksi memiliki
rasio yang sama dari bintang-bintang kerdil sebagai Bima
Sakti, yang berbentuk spiral," ujar van Dokkum, seperti
diberitakan Straits Times.

Riset dengan menggunakan teleskop Keck di Hawaii tersebut
juga menemukan bahwa ada banyak galaksi yang lebih tua
dari galaksi Bima Sakti, yang terdiri dari 20 kali lebih banyak
bintang kerdil merah daripada yang diketahui saat ini.
Bintang kerdil merah adalah bintang yang memiliki ukuran
yang lebih kecil dan cahaya yang lebih redup daripada
matahari di sistem tata surya kita.

Oleh karenanya, hanya teleskop tertentu yang memiliki
kemampuan lebih, yang dapat mendeteksi cahaya redup dari
bintang-bintang kerdil tersebut.

Profesor Pieter van Dokkum dari Yale University, yang
memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa penemuan
timnya tak hanya memperkirakan lebih banyak jumlah
bintang, namun juga meningkatkan perkiraan jumlah planet di
jagat raya sekaligus kemungkinan adanya planet yang
menyerupai bumi.

"Ada kemungkinan triliunan planet seperti bumi yang
mengorbit pada bintang-bintang kerdil tersebut. Bintang
merah kerdil biasanya berusia 10 miliar tahun dan usia itu
sudah cukup untuk memiliki kehidupan yang kompleks pada
planet-planet yang mengelilinginya. Makanya banyak orang
yang tertarik dengan jenis bintang ini," kata van Dokkum
seperti diberitakan BBC.

Penelitian ini juga membantu para astronom menjelaskan
jumlah 'massa yang hilang' di alam semesta. Sebab, selama
ini dari perhitungan pergerakan gaksi-galaksi, diperkirakan
alam semesta memiliki lebih banyak material daripada yang
bisa dilihat saat ini. Biasanya material ini disebut materi
gelap (dark matter).

"Ditemukannya lebih banyak bintang di jagad raya, membuat
kita tidak perlu terlalu banyak mengasumsikan keberadaan
materi hitam. Itu juga menjelaskan kepada kita bagaimana
galaksi-galaksi pertama kali terbentuk dari gas, setelah
terjadinya dentuman besar," kata Marek Kukula, peneliti dari
Royal Observatory Greenwich Inggris.

Selain itu, kata Robert Massey, peneliti yang juga dari Royal
Observatory Greenwich, penemuan terhadap lebih banyak
bintang kerdil merah yang berasal dari galaksi elips, bukan
galaksi spiral seperti Bima Sakti--juga konsisten dengan ide
bahwa ada banyak bintang yang lebih tua dan memiliki
rentang kehidupan yang lebih lama daripada matahari kita.
Bintang kerdil merah adalah bintang yang memiliki massa
tidak lebih dari 40 persen dari massa matahari. Biasanya
mereka memiliki temperatur yang lebih rendah dari
temperatur permukaan matahari. Belum lama ini peneliti juga
menemukan planet Zarmina, planet mirip bumi di konstelasi
Libra, dalam sistem tata surya bintang kerdil merah.

Sumber

Misteri Kehidupan Manusia Di Bawah Tanah

Legenda menyebutkan ada kehidupan di bawah tanah , dan
pintu masuknya terletak di kutub utara. Legenda itu muncul
sejak zaman Plato yang berkeyakinan, bahwa di dalam bumi
penuh dengan terowongan dan lubang. Apakah legenda itu
benar?

Pemikiran adanya lubang di perut bumi sangat popular di
antara penulis "science fiction". Bahkan beberapa penulis
menunjukkan perhitungan estimasinya serta eksperimen untuk
membuktikan planet bumi, memiliki lubang di dalamnya. Lalu
apakah "science fiction" itu benar?

Doktor Ilmu Geologi dan mineral dari Russian Academy of
Natural Sciences, Mark Sadikov mengatakan, manusia tidak
akan bisa masuk ke dalam perut bumi, karena tidak ada
lubang di kutub utara. Wilayah di utara merupakan zona laut
dalam, dan terdapat palung di beberapa bagiannya.
Pejabat riset di Arctic and Antarctic Research Institute, Maria
Gavrilo juga mengatakan, tidak pernah mendapatkan lubang
di wilayah utara saat melakukan riset di wilayah tersebut.
Bahkan, wilayah kutub utara sendiri merupakan lautan yang
tertutup es secara penuh.

Di abad 21, kemungkinan adanya lubang itu diteliti kembali.
Pakar pendukung teori lubang bumi menyebutkan medan
magnet yang berbeda-beda sebagai indikasi. Mereka juga
merujuk pada sinar aurora yang merupakan gas yang muncul
di kutub.

Pendukung teori itu menyebut, kompas selalu bertingkah
aneh saat mendekati kutub. Banyak peneliti juga
menyebutkan angin hangat sering berhembus dari kutub
utara yang kemungkinan berasal dari lubang besar yang ada
di sana.

Maria Gavrilo membantah teori medan magnet. Ia menyebut
medan magnet di kutub utara dan selatan terus bergerak
meluas. Penelitian di dua kutub itu menunjukkan keduanya
tidak stabil dan berpindah secara aktif.

Sementara munculnya aurora polaris merupakan fenomena
unik yang dihasilkan oleh atom di bagian atas atmosfer.
Aurora itu berbetuk zona oval di atas kutub.

Astronot dari ruang angkasa bisa mengamati bumi berpendar
seperti halo di bulan. Namun, dari bumi cahaya itu hanya
bisa dilihat di kutub. Aurora polaris bisa sangat besar
diakibatkan oleh pengaruh interferensi sinyal radio.

Peneliti mengatakan, merupakan sesuatu yang normal
kompas menjadi tidak terkendali saat mendekati kutub. Hal
itu, karena medan magnet bumi sangat kuat di dekat kutub
dan penunjukkan kompas yang tak karuan adalah usaha
untuk menunjuk ke suatu arah tertentu.

Mayoritas ide lubang di dalam bumi lebih banyak
berdasarkan asumsi dan bukan data ilmiah. Menurut
penelitian, lubang yang mungkin ada hanya gua karst.
Kehidupan di dalam bumi juga tidak mungkin, karena tidak
cukup ruangan di bawah permukaan bumi.

Kedua tekanan dan suhu naik drastis di kedalaman tertentu.
Saat tambang dibuat lebih dalam dari satu kilometer di
Afrika, tempat itu harus dilengkapi pengatur suhu karena
ruangan menjadi sangat panas.

Pendukung lubang di dalam bumi menyatakan, seharusnya
planet memiliki bobot lebih besar jika tidak ada lubang. Tapi
Maria Gavrilo mengatakan, saat menghitung berat bumi harus
berdasarkan massa yang bukan diam tapi bergerak. Jika
kenyataan itu diabaikan, maka penghitungan oleh peneliti
akan mendapatkan hasil yang salah.

Teori planet bumi berlubang ini akan terus menjadi misteri.
Karena hingga kini, lapisan bumi yang disebut lithosphere
masih misteri, dan tidak ada orang yang tahu apa yang ada
di dalam lapisan yang lebih dalam dari lapisan itu.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...