Sepasang Patung Singa Vihara bumi raya Singkawang Dirusak
SINGKAWANG--pada hari Selasa malam, tanggal 03 Maret 2009 terjadi aksi pengrusakan dua ekor patung singa di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Pusat Kota Singkawang oleh orang yang tidak dikenal sekitar pukul 22.00 WIB. Patung batu itu, terletak di sudut kiri dan kanan pintu masuk. Ketika dirusak, vihara di Jalan Sejahtera Singkawang ini dalam keadaan tertutup rapat. Tidak ada aktivitas umat melakukan ritual saat kejadian berlangsung. Tampak empat telinga dari kedua singa itu rusak. Warga yang mencoba mendekat, dilarang polisi agar tidak terjadi kerumunan.
Kepala Kepolisian Resor Kota Singkawang Ajun Komisaris Besar Polisi Subnedih tampak berada di lokasi. Ia memerintahkan jajarannya membubarkan kerumunan warga. Anggota polisi berpakaian dinas dan sipil pun langsung bergerak. Warga tidak diizinkan melihat. Kapolres pun turut meminta warga untuk tidak berkonsentrasi di sekitar vihara tersebut. Informasi sumber kepolisian mengatakan, saat kejadian ada yang melihat dua orang tak dikenal mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba berhenti dan melakukan pengrusakan. Lalu kabur begitu saja. Kapolres dikonfrimasi Pontianak Post mengatakan, belum bisa memastikan siapa pelaku dari perbuatan itu.
“Kita masih selidiki, pakai motor apa dan berapa orang pelakunya,” kata Subnedih di sela-sela mengatur jajarannya membubarkan warga yang menonton.
Menurut Kapolres, belum juga bisa dipastikan apa motif dari pengrusakan tersebut. Untuk itu, kata dia, pihaknya masih menyelidiki kasus ini. “Kita masih menyelidiki, belum tau siapa pelakuknya dan apa motifnya,” tegas Subnedih. Sekitar pukul 23.30 WIB, di lokasi kejadian masih banyak terlihat warga. Akan tetapi, polisi menjaga ketat, dan tidak mengizinkan siapapun mendekat. Anggota polisi pun siaga di depan halaman Pekong Tua. Hingga berita ini diturunkan, Vihara tersebut masih dalam keadaan tertutup.
Singa batu adalah patung batu berbentuk mirip singa yang merupakan hiasan bagi bangunan dengan arsitektur tradisional China. Sepasang singa batu biasanya diletakkan di depan pintu gerbang istana kaisar, kuil Buddha, vihara, pagoda, makam kaisar, kantor dan kediaman pejabat tinggi, hingga sebagai penghias jembatan, taman, hotel, dan rumah makan. Patung singa batu dibuat dalam berbagai ukuran, bisa dipahat dari marmer atau granit, dibuat dari keramik, atau teknik cor menggunakan besi atau perunggu. Singa batu jantan diletakkan di sebelah kiri, sedangkan singa batu betina diletakkan di sebelah kanan. Bentuknya sering tidak mirip dengan singa, melainkan lebih menyerupai hewan legenda China.
Singa batu jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanan. Sementara itu, singa batu betina digambarkan sedang mengasuh anaknya di kaki depan sebelah kiri. Kadang-kadang, singa batu betina digambarkan dengan mulut tertutup. Sebaliknya, mulut singa jantan digambarkan terbuka seperti sedang mengucapkan aksara "Aum" yang melambangkan konsep suci agama Hindu. Di Tibet, singa batu disebut Gangs Senge (singa salju) yang melambangkan binatang imajiner dari langit. Di Okinawa, patung serupa disebut Shisa. Di Myanmar, singa batu disebut Chinthe dan dipercaya sebagai pelindung kuil dan pagoda.
sumber:pontianakpost
0 komentar:
Pasang emoticon dibawah ini dengan mencantumkan kode di samping kanan gambar.
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:Post a Comment