Vihara Tri Dharma Bumi Raya
Vihara Tri Dharma Bumi Raya (Jl. Sejahtera, Telp. 636232) adalah vihara tertua di Singkawang yang didirikan tahun 1878 Penduduk setempat menyebut Vihara Tri Dharma Bumi Raya dengan sebutan Tai Pak Kung (Toa Pekong).
Dulu kota ini menjadi tempat persinggahan orang Tionghoa yang ingin menambang emas di Monterado. Di sekeliling Singkawang masih hutan belantara. ” kisah Ketua Yayasan Vihara Tri Dharma Bumi Raya Pusat Kota Singkawang Nawir Suchandro.
Menurut kepercayaan orang Tionghoa, setiap hutan konon memiliki roh penjaga yang melindungi kawasan itu. ”Jadilah didirikan kelenteng untuk peribadatan dengan Dewa Bumi Raya (Tua Peh Kong) sebagai pelindungnya.
Orang pandai menjalankan ritual keagamaan asal Tiongkok bernama Lie Shie dipercaya membawa patung Dewa Bumi Raya dari daratan Tiongkok dan membangun kelenteng tersebut.
Awalnya, vihara itu hanyalah pondok sederhana tempat transit orang dari luar Singkawang. Di sekeliling pondok terdapat tempat untuk menambatkan kuda. Baru sekitar tahun 1920, pondok dirobohkan dan dibangun vihara yang lebih permanen. Tetapi, saat kebakaran besar melanda Kota Singkawang tahun 1930, vihara itu ikut ludes.
Beruntung patung-patung persembahan yang terdapat di dalamnya dapat diselamatkan oleh orang tua Aheng, pemilik Restoran Aheng. Seusai kebakaran, secara gotong royong warga mengumpulkan dana untuk membangun kembali vihara yang terbakar itu. Namun hal ini ditentang oleh asisten residen pemerintahan kolonial Belanda karena letak vihara dianggap tidak sesuai dengan tata kota. Menurut legenda, istri asisten residen itu kemudian didatangi oleh Dewa Bumi Raya dalam mimpi tiga malam berturut-turut. Sang dewa memohon untuk dapat kembali ke tempatnya untuk menjaga kota Singkawang agar aman dan tentram. Setelah itu, permintaan warga untuk mendirikan vihara akhirnya dikabulkan, dan didirikan pada tahun 1933.
Masyarakat Tionghoa di Kota Singkawang dan sekitarnya mengadakan semacam ulang tahun bagi Dewa Bumi Raya setiap tanggal 6 bulan 6 dalam kalender imlek pada setiap tahunnya. Belum diketahui secara persis penanggalan ulang tahun tersebut pertama kali dimulai.
Vihara Tri Dharma Bumi Raya adalah vihara tertua di Singkawang. Predikat inilah yang kemudian membuat Vihara Tri Dharma Bumi Raya dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam Perayaan Cap Go Meh, yaitu perayaan masyarakat Tionghoa yang turun ke jalan pada hari ke-14 sampai 15 setelah tahun baru Imlek atau diagendakan setiap tanggal 28 Februari. Perayaan Cap Go Meh bertujuan untuk membersihkan kampung.
Dalam Perayaan Cap Go Meh berbagai macam Tatung/ Louya diarak keliling kampung. Khusus di Kota Singkawang, Vihara Tri Dharma Bumi Raya menjadi pusat berkumpulnya berbagai macam Tatung/ Louya yang bertujuan untuk menyembah para dewa pada Perayaan Cap Go Meh. Nilai keistimewaan yaitu berupa anggapan sebagai vihara tertua di Singkawang membuat Vihara Tri Dharma Bumi Raya menjadi pusat kegiatan dari perayaan Cap Go Meh setiap tahunnya di Singkawang.
Selain sebagai pusat kegiatan pada perayaan Cap Go Meh, Vihara Tri Dharma Bumi Raya juga mempunyai koleksi patung Pek Kong yang ditengarai telah berusia diatas angka 100 tahun. Menurut pengelola vihara, patung yang terbuat dari kayu ini didatangkan langsung dari Tiongkok.
sumber:
pontianakonline.com
wisatamelayu.com
depdagri.go.id
0 komentar:
Pasang emoticon dibawah ini dengan mencantumkan kode di samping kanan gambar.
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:Post a Comment